Jakarta - CEO aplikasi keuangan Whiz Dominic Sumarli mengatakan Whiz Smart Saver dapat menjadi solusi untuk menghadapi tantangan inflasi di Indonesia yang diproyeksi tinggi pada 2024 ini.

"Dengan tingkat bunga sebesar 6,75 persen, Whiz Smart Saver tak hanya mengimbangi laju inflasi, tetapi juga memberikan potensi peningkatan daya beli uang penggunanya," kata Dominic dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.

Ia menyoroti bahwa kebutuhan akan tabungan yang aman sangat penting, tetapi juga harus memberikan hasil yang optimal.

Dengan bekerja sama dengan Bank Perekonomian Rakyat (BPR), lanjut dia, Whiz Smart Saver menawarkan tingkat bunga yang tinggi dan tetap aman karena dijamin penuh oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

"Dengan berbagai opsi penempatan, mulai dari 1 bulan hingga 12 bulan, Whiz Smart Saver memberikan fleksibilitas kepada pengguna," ujarnya.

Menurut dia, Whiz Smart Saver memastikan bahwa tabungan pengguna tidak hanya bertahan dari dampak inflasi, namun juga mampu tumbuh seiring waktu.

"Melalui tabungan jangka panjang ini, pengguna dapat memiliki tabungan yang aman dan menguntungkan, menciptakan kestabilan keuangan di tengah ketidakpastian ekonomi," kata Dominic.

Diketahui, per Februari 2024, tingkat bunga rata-rata pada rekening tabungan dan deposito di lima bank terbesar di Indonesia saat ini berkisar pada angka 0,1 hingga 3 persen.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan BI kemungkinan akan mulai menurunkan suku bunga acuan pada semester II-2024.

Di lain kesempatan, Perry juga memproyeksi inflasi pada 2024 mencapai 3,2 persen.

Dominic menilai hal tersebut bisa menjadi faktor yang merugikan bagi mereka yang menyimpan uang dalam bentuk tabungan dengan tingkat bunga yang rendah.

Adapun, tingkat bunga yang tidak dapat mengimbangi inflasi dapat mengakibatkan terkikisnya daya beli uang yang disimpan.