Kepala Penerangan Kodam IX/Udayana Kupang Kolonel Inf Agung Udayana mengatakan Yohanes Ande Kalla atau Joni masih diberi kesempatan untuk melanjutkan seleksi menjadi prajurit TNI AD. "Alasan utamanya adalah syarat tinggi badan minimal 163 cm, sedangkan di daerah tertinggal seperti di wilayah NTT ada ketentuan khusus 160 cm. Tinggi badan yang bersangkutan hanya 155,8 cm,” katanya dalam keterangan yang diterima di Kupang, Selasa.
Diketahui, Joni Kala seorang bocah merah putih ditolak mengikuti ujian masuk TNI karena tidak memenuhi syarat tinggi badan.
Namun menurut Kapendam, saat ini masih dalam tahap administrasi dan Joni masih memiliki kesempatan untuk mengikuti kembali ujian masuk TNI. Kapendam mengatakan, aksi heroiknya yang sempat viral pada peringatan HUT ke-73 RI di kampung Silawan tahun 2018 lalu dan kemudian mendapat surat penghargaan dari Panglima TNI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menjadi pertimbangan Joni untuk melanjutkan ujian seleksi TNI AD.
“Baru-baru ini, hal itu menjadi pertimbangan pimpinan TNI AD agar Joni dapat melanjutkan Ujian Seleksi Tamtama.
Piagam penghargaan tersebut juga telah dilaporkan ke Mabes TNI AD, yang memerintahkan agar Joni diberi kesempatan untuk mengikuti ujian.
“Kami akan menjajaki kemungkinan-kemungkinan lebih lanjut di daerah lain di kemudian hari,” katanya. Menurut Kapendam, tes yang akan dilakukan secara keseluruhan akan mencakup segala hal mulai dari tes kesehatan, postur tubuh, fisik dan akademik hingga tes psikologi. “Kemudian, dari serangkaian tes tersebut, ada kemungkinan yang sangat kuat apakah saudara Joni lolos atau tidak,” katanya.
Proses seleksi dari Kodam IX/Udayana dimulai pada hari Selasa (8 Juni). Serangkaian tes sedang dipersiapkan untuk kemudian dilaporkan ke Markas Besar Angkatan Darat sebagai pengambil keputusan akhir.
“Ya, kalau memang ada kelebihan yang bisa menutupi kekurangannya, kami akan laporkan ke Mabes TNI AD. Oleh karena itu, Joni tetap diikutsertakan. Nanti kami akan evaluasi semuanya dan menyerahkan data-data ke Mabes. Mabes yang akan mengambil keputusan,” kata Kapendam. Sementara itu, Joni mengaku dihubungi dari Kupang dan diberitahu untuk kembali ke Kupang untuk mengikuti serangkaian ujian masuk. “Saya masih di Atambua, mungkin sebentar lagi ke Kupang,” katanya singkat.
Tags :